MHM di 2023, Inisiatif Konstruktif Bina Persatuan Bangsa dan Perkuat Dialog Dunia Islam  

Kunjungan delegasi Setjen MHM ke Irak Kunjungan delegasi Setjen MHM ke Irak

Pada 2023, Majelis Hukama Muslimin (MHM) berinisiatif merintis sejarah yang bertujuan mempromosikan nilai-nilai toleransi, hidup berdampingan secara damai, dan mendorong dialog antar dunia Islam. Terobosan ini dipicu ajakan Ketua MHM yang juga Grand Syekh Al Azhar, Imam Akbar Dr. Ahmed El-Tayeb, untuk melakukan dialog antar dunia Islam secara serius.

Melalui siaran pers, Jumat (29/12/2023), dialog bertujuan meningkatkan persatuan, mendorong konvergensi, menumbuhkan saling pengertian, memperkuat persaudaraan umat beragama dan kemanusiaan, menolak akar penyebab perpecahan dan perselisihan, khususnya yang berkaitan dengan konflik sektarian, serta lebih menekankan kesepakatan dan konvergensi.
 
Atas seruan Imam Akbar Dr. Ahmed Al-Tayeb, delegasi Sekretariat Jenderal MHM melakukan serangkaian kunjungan yang signifikan dan terarah  ke Republik Irak, yang mencakup Najaf, Bagdad, dan Erbil. Tujuan utama dari kunjungan ini adalah terlibat dalam dialog yang bermakna dan berdampak dengan semua lapisan masyarakat Irak, membangun jembatan komunikasi yang efektif, serta membangun era baru saling pengertian di antara semua sekte Islam.
 
MHM sangat mementingkan pengembangan dialog dunia Islam sebagai sarana mendasar untuk meningkatkan persatuan dan perdamaian dalam masyarakat Muslim. Kunjungan ke Irak menandai langkah awal ke arah ini. MHM berkomitmen untuk terus melakukan pendekatan konstruktif dalam membangun kepercayaan dan menumbuhkan rasa saling menghormati di antara penganut berbagai sekte dalam komunitas yang sama, yang pada akhirnya mewujudkan perdamaian dan keharmonisan secara keseluruhan.
 
Kunjungan delegasi Sekretariat Jenderal MHM ke Irak mencakup tiga lokus penting. Itu dimulai di kota Najaf dengan menggelar pertemuan bersama sekelompok profesor dan ulama terkemuka di Institut Al-Khoei. Delegasi MHM saat itu bertemu juga dengan Perwakilan Otoritas Tertinggi Syiah, Yang Mulia Sayyid Ali al-Sistani, dan wakil resminya, Syekh Abdul-Mahdi al-Karbalai. Dialog tersebut berfokus pada penyelesaian tantangan kontemporer yang dihadapi bangsa Arab dan Islam, cara-cara untuk memperbaiki perpecahan, meningkatkan semangat persaudaraan beragama, dan menekankan pentingnya kerja sama dan pemahaman di antara para penganut agama yang sama.
 
Lokus kedua adalah kunjungan delegasi Setjen MHM ke ibu kota Irak, Bagdad. Delegasi bertemu dengan Perdana Menteri Irak, Syekh Mohammed Shia' al-Sudani beserta sejumlah pemimpin agama dan masyarakat di Bagdad. Delegasi MHM saat itu bertemu juga dengan Kepala Kantor Wakaf Sunni Republik Irak, Dr. Mishaan Al-Khazraji, dan Ketua Asosiasi Liga Ulama Irak, Syekh Dr. Hamed Abdul Aziz al-Sheikh Hamad (Imam dan Khatib Masjid Al-Ma'rufiya).

Selain itu, delegasi MHM juga menggelar pertemuan dengan Ketua Ulama Dewan Fiqih Irak, Syekh Dr. Ahmed Hassan al-Taha. Kunjungan juga dilakukan ke Masjid Abu Hanifa al-Nu'man. Diskusi saat itu menekankan peluang untuk mengembangkan kerja sama antara MHM dengan sejumlah lembaga di Irak. Dialog juga membahas proyek bersama yang bertujuan untuk meningkatkan persaudaraan beragama dan koeksistensi umat manusia, baik secara lokal maupun global.
 
Erbil menjadi lokus ketiga kunjungan delegasi MHM ke Irak. Delegasi Setjen MHM bertemu dengan Yang Mulia Pshtiwan Sadq Abdullah, Menteri Wakaf dan Agama di Wilayah Kurdistan. Pertemuan tersebut dihadiri juga oleh Kepala Kantor Wakaf Sunni Irak dan Kepala Persatuan Ulama Wilayah Kurdistan. Pertemuan dua pihak bertujuan mencari jalan untuk meningkatkan hidup berdampingan, toleransi, dan perdamaian. Dialog juga berfokus pada peran agama dalam menyebarkan dan memantapkan nilai-nilai dialog, serta komunikasi efektif antar berbagai sekte dan doktrin.
 
Kunjungan ini mendapat perhatian besar dan sambutan hangat dari seluruh lapisan masyarakat Irak. Mereka sangat menantikan kunjungan bersejarah Imam Akbar Dr. Ahmed El-Tayeb, ke Irak. Kunjungan ini sangat penting dalam mendukung isu-isu bangsa Islam, khususnya dalam mempromosikan persatuan, solidaritas, dan kohesi. Meski persiapan kunjungan ini sudah dimulai sejak lama, namun rencana tersebut tertunda karena pandemi COVID-19. Pejabat dan otoritas di Irak telah memperbarui undangan kepada Grand Syekh Al-Azhar untuk melanjutkan rencana kunjungan tersebut.

Sebar Artikel Ini

Artikel Terkait